Tak Cengeng Lagi - Cerpen Cinta
Tak Cengeng Lagi - Cerpen Cinta |
Kami memulai perjalanan dari pukul empat pagi dan tiba di sana sekitar
dua setengah jam kemudian. Tujuan utama kami yaitu ke Pantai Kukup
karena menurut kami suasana seperti ini paling enak jika dihabiskan
untuk bermain-main di area pantai, apalagi cuaca saat ini benar-benar
mendukung. Hari belum begitu terik ditambah lagi angin sepoi khas pantai
semakin merajuk tak sabaran.
Setiba di pantai, Sharon dan Revo langsung ambil posisi didekat karang diujung kanan pantai. Sempat terbesit kecemburuanku dengan kemesraan mereka berdua. Jujur selama ini aku memendam rasa kepada Revo. Sosok pemuda tampan, tinggi dan berlesung pipi. Namun perasaan itu segera kutepis mengingat Sharon adalah sahabatku sendiri. Aku tak mungkin merebut Revo darinya, aku takkan sanggup jika harus melihat Sharon terluka.
Mungkin gelagat anehku sejak tadi diperhatikan oleh Andra. Cowok tinggi, supel dan berkulit kecoklatan. Dia menghampiriku seraya menyodorkan secontong es krim kesukaanku. Aku belum begitu mengenalnya karena yang kutahu dia hanyalah teman Revo yang kebetulan ikut gabung. Sedikit demi sedikit kita mulai terlihat akrab. Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan kecil kemudian tertawa bersama karena hal kecil yang sebenaranya tak lucu. Hehe kurasa hatiku sudah mulai lumer oleh cerita-cerita konyolnya dan secontong es krim tentunya. Dan hal itu kucatat sebagai satu kebaikan darinya.
Hari sudah semakin gelap, matahari pun sudah mulai condong kebarat. Angin pantai mulai berhembus menambah kental aroma khas pantai ini. Kulihat Sharon dan Revo masih asik menikmati sunset berdua. (Hemh andai saja yang disebelah Revo adalah aku) gumamku dalam hati. Kini mulai banyak orang berdatangan untuk mengahabiskan malam tahun baru juga. Tiba-tiba Andra memintaku menemaninya ke parkiran untuk mengambil SLRnya. Setiba diparkiran kulihat banyak orang yang berdesakan dan tak menghiraukan jika saat itu banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tak sengaja kuraih tangan Andra yang hampir saja tersrempet mobil di belakangnya. Aku berteriak sembari merangkul tangannya, sontak hal itu membuatnya kaget. ( Duhh bodohnya diriku,,) aku malu dengan tindakan konyolku tadi. Tapi anehnya tak ada rasa kelucuan yang timbul dari raut muka Andra, malahan dia terlihat sangat memperhatikan betul kondisiku saat itu. Satu hal lagi kebaikan yang kucatat untuknya yaitu perhatian dan melindungi wanita. hehe
Aku heran kenapa orang yang barusan kukenal justru malah memberikan perhatian lebih, tapi seseorang yang kusuka sejak dulu tak pernah menerohkan perhatiannya sedikitpun. Hemmh lagi-lagi aku bergumam akan perasaanku yang kutahu itu tak mungkin terealisasi.
Dari kejauhan Sharon melambaikan tangannya padaku dan berteriak agar kami segera bergegas kesana. Sepertinya mereka sudah booking tempat untuk acara tahun baru nanti malam. Kulihat Revo menggandeng tangan Sharon menjauh, sesekali kudengar tawa mereka yang entah membicarakan hal apa. Asli hatiku sakit melihat hal itu, perasaanku yang goyah tak mampu membendung air mata ini yang tak terasa mulai berjatuhan. Aku tak tahu harus menyalahkan siapa, aku tak tau harus bagaimana menyikapi kepiluan hati ini. Saat itu yang kutahu bahwa hati ini sakit, lebih sakit dan semakin sakit.
Lagi-lagi Andra datang membawakan secontong es krim dan menenangkanku. Ucapannya yang selalu kuingat sampai sekarang adalah “tak apa kamu menangis saat ini, menangislah dan luapkan kepedihanmu, tapi kamu harus janji setelah itu kamu harus tersenyum pada dunia dan katakan kalau kamu gak cengeng lagi”. Satu hal lagi kebaikan yang kucatat untuknya. Entah apa yang Tuhan rencanakan sehingga Dia berikan seseorang yang berhati malaikat seperti Andra. Sepertinya saat ini bukan lagi Revo yang meracuni pikiranku tapi Andra. Hahh ada apa dengan diriku? Aku tak mau jika perasaan ini berujung layaknya aku dan Revo.
Malam semakin larut, detik – detik pergantian tahun mulai dihitung mundur. Tak tau kenapa Andra memintaku untuk mengucapkan harapan di Tahun yang akan datang. Dia pegang tanganku dan merekatkan keduanya kemudian terpejam. Tuhan tanganku dipegang oleh cowok yang barusan kukenal. Semua ini semakin kacau, perasaanku semakin tak karuan. Tiba-tiba Andra membuka matanya dan memintaku mengikutinya. Seketika aku terpejam dan mengucap segala harapanku di tahun yang akan datang. Pergantian tahun telah dimulai, suasana meramai dengan kembang api yang saling bersahutan. Satu hal lagi yang membuatku shock sekaligus senang. “Love You” kata itu terucap dari mulut lelaki yang baru saja kukenal.
Seminggu setelah kepulanganku dari Jogja, tak ada kabar dari Andra. Bahkan yang kutahu saat ini dia sering posting foto dengan wanita cantik di akun sosialnya. Iya, itu pacarnya. Jadi apa maksud kata “Love You” seminggu yang lalu.? Tuhan, haruskah kuterluka untuk kedua kalinya.? Haruskah kumenangisi perasaanku yang ternyata lagi-lagi cuma cinta sepihak. ?
Yah sudah cukup kuterluka karna cinta yang sebenarnya tak ada. Sudah cukup kuikuti perasaan sesaat yang ternyata hanya membuatku semakin terluka. Makasih Revo, makasih juga Andra, bagaimanapun juga kalian pernah jadi yang sepesial dalam diaryku. Cukup aku yang terluka dan menangis sekarang, tapi setelahnya aku akan tersenyum pada dunia dan berkata kalau aku “Tak Cengeng Lagi”
Belum ada Komentar untuk " Tak Cengeng Lagi - Cerpen Cinta "
Posting Komentar