Gambut Indonesia Tidak Bisa Terbakar Alami
Tingginya tingkat kelembaban membuat ekosistem hutan hujan tropik tidak dapat secara alami mengering. Tapi, kesalahan pengelolaan hutan yang membuat terjadinya kekeringan. Kondisi tersebut membuat kawasan hutan hujan tropik, tepatnya pada lahan gambut, menjadi bahan bakar yang mudah tersulut.
"Bila sudah terjadi seperti itu, kebakaran akan sangat mudah terjadi. Apalagi ditambah dengan kondisi cuaca dan adanya praktik pembakaran hutan dan lahan," ujar Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Tukirin Partomihardjo, kemarin.
Tukirin menambahkan, kebakaran di lahan gambut umumnya memusnahkan seluruh pepohonan, semak, dan herba penyusun hutan. Tidak ada tumbuhan yang mampu bertahan pasckebakaran di lahan gambut.
"Tidak ada yang mampu bertahan. Dengan demikian, terbakarnya lahan gambut secara langsung juga akan memusnahkan seluruh ekosistem di sekitarnya," tambah Tukirin.
Dikatakan Tukirin, rawa gambut di hutan Indonesia pada dasarnya sangat sulit terbakar. Namun, kerusakan dan bukaan kanopi yang terjadi disertai pemicu lain seperti api dan cuaca membuat gambut pada akhirnya turut terbakar. Selain itu, hingga saat ini juga masih kerap terjadi kesalahan dalam pengelolaan lahan gambut melalui kanalisasi.
"Sistem pembukaan dan kanalisasi sangat rentan terhadap kebakaran. Material gambut menjadi kering dan menjadi selayaknya bahan bakar," ujarnya.
"Kita berbeda dengan mereka yang ada 4 musim. Indonesia ini jenis hutannya sebenarnya tidak mudah terbakar. Jadi kalau ada kebakaran memang kemungkinan besar adalah karena kesengajaan," ujar Tjut.
Tjut juga mengatakan, rawa hutan hujan tropika (gambut), adalah bahan organik. Gambut tersebut akan berubah menjadi sumber bahan bakar yang sangat baik ketika kering. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya upaya pemadaman untuk dilakukan.(Putri Rosmalia Octaviyani)
Belum ada Komentar untuk "Gambut Indonesia Tidak Bisa Terbakar Alami"
Posting Komentar